PD Muhammadiyah Kabupaten Banjar - Persyarikatan Muhammadiyah

 PD Muhammadiyah Kabupaten Banjar
.: Home > Artikel

Homepage

Menuju Musywil: Begini Kriteria Pimpinan Dalam Risalah Islam Berkemajuan

.: Home > Artikel > PDM
06 Desember 2022 21:54 WIB
Dibaca: 355
Penulis : Al bawi

Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan akan segera dilaksanakan pada 27 Januari 2023, ini merupakan acara permusyawaratan tertinggi tingkat wilayah, sehingga merupakan momentum berkumpulnya dan bersilaturahim kader dan warga persyarikatan Muhammadiyah.

 

Penulis mencoba mengutip pesan dari Ketua PDM Banjar pada acara Safari Dakwah di Desa Biih kemarin, beliau mengatakan semoga Musywil berjalan lancar, sukses, damai dan tidak ada hal-hal yang menghambat pada pelaksaanya. Sebuah pesan kepada kita semua khususnya Musyawirin untuk bisa membawa Musywil ini sebagai Musywil bermartabat dan Musywil Teladan.

 

Kita tidak bisa pungkiri bahwa persoalan politik Bangsa ini semakin berdampak besar,bahkan untuk tataran wilayah atau setara Provinsi. Perhelatan politik 2024 merupakan momentum demokrasi bagi masyarakat Indonesia dan juga warga Muhammadiyah di dalamnya. Walau sejatinya Muhammadiyah secara kelembagaan tidak pernah memihak kepada siapa ia melabuhkan diri atau menyatakan sikap kepada salah satu orang/calon. Ini lah ciri kenegarawanan Pimpinan Muhammadiyah, sehingga diperlukan sosok yang mampu membawa Muhammadiyah kedalam ranah Wasathiyah.

 

Risalah Islam Berkemajuan

 

Sebuah pemikiran yang dibuat oleh tim penyusun yang terdiri dari:  Syafiq A Mughni, Abd Mu’ti, Syamsul Arifin, Bambang Cipto Tobroni, Najib Burhani, Pradana Boy ZTF, Subhan Setowara, Hasnan Bachtiar, Nafik Muthohirin. Bahwasanya Islam Berkemajuan telah menjadi ruh Muhammadiyah sejak periode awal. Kata-kata yang terbentuk dari “maju,” seperti “memajukan,” telah termaktub dalam Statuten Muhammadiyah (1912), yang menyatakan bahwa tujuan Muhammadiyah adalah “Memajukan hal igama kepada anggota-anggotanya. "Rumusan tersebut melengkapi tujuan pertama, yakni “menyebarkan  pengajaran igama Kangjeng Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kepada penduduk bumiputera di dalam residensi Yogyakarta.”

 

Islam Berkemajuan meniscayakan tajdid (pembaharuan) karena dalam menjalankan ajaran agama umat Islam harus menjawab dinamika dan tantangan baru yang belum pernah muncul pada masa-masa sebelumnya. Tajdid berfungsi memberikan penyelesaian  persoalan dan melahirkan gagasan-gagasan baru yang memajukan kehidupan. Dalam menghadapi tantangan dan dinamika tersebut, aneka sikap telah ditunjukkan oleh umat Islam sepanjang zaman. Sehingga bukan saja soal Muhammadiyah secara kelembagaan yang harus membuka pemikiranya tetapi para Pimpinanya harus memiliki nafas perjuangan ini.

 

Kita sebagai warga Muhammadiyah meyakini bahwa Islam Berkemajuan dalam risalahnya, setiap zaman selalu ada orang atau kelompok yang menyerukan perbaikan (ishlah) atau pembaharuan (tajdid) dalam kehidupan umat Islam. Muhammadiyah hadir untuk menjalankan misi tersebut.

 

Karakteristik Islam Berkemajuan

 

ciri Islam Berkemajuan (al-Islam al-Taqaddumi) merupakan bentuk ikhtiar yang harus dimiliki setiap Pimpinan Muhammadiyah yaitu antara lain:

 

  1. Berlandaskan pada Tauhid (al-Mabni ‘ala al- Tauhid) – dalam buku rislah Islam Berkamajuan dijelaskasn bahwa Tauhid juga merupakan keyakinan bahwa semua manusia pada hakikatnya adalah satu makhluk yang mulia, dan karena itu harus dimuliakan dan dicerahkan. Kemudian penegasan penting khususnya kepada pimpinan Muhammadiyah tentang Tauhid murni yaitu menghadirkan ketulusan, dan membuang jauh-jauh kesombongan dan penggunaan segala cara untuk mengejar kekuasaan dan kekayaan yang hanya berjangka pendek dalam topeng kesalehan.
  2. Bersumber pada al-Qur’an dan al-Sunnah (al-Ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah) – setiap kader dan Pimpinan sudah sering mendengar dan mengkaji tentang sumber rujukan Muhammadiyah dalam mengambil sikap beragama yaitu melalui  Al-Qur’an dan Sunnah. Kemudian melalui Manhaj Islam Berkemajuan yaitu melalui pendekatan Dalam memahami ajaran agama, digunakan tiga pendekatan, yakni bayani (menggunakan teks), burhani (menggunakan akal) dan ‘irfani (menggunakan hati). Tiga pendekatan inilah bekal yang akan dibawa oleh para Pimpinan Muhammadiyah dalam menjalankan amanahnya sehingga memang terjaga dan terkondisikan dalam bingkai menciptakan Masyarakat Islam yang Sebenarnya (MYIS).
  3. Menghidupkan Ijtihad dan Tajdid (Ihya’ al- Ijtihad wa al-Tajdid) -  Ijtihad (mengerahkan pikiran) merupakan upaya yang sungguh-sungguh untuk memahami atau memaknai al-Qur’an dan al-Sunnah. Ijtihad dihidupkan melalui pemanfaatan akal dan ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terus-menerus agar melahirkan pemahaman yang sesuai dengan tujuan agama dan dengan problem-problem yang dihadapi oleh umat manusia.
  4. Mengembangkan Wasathiyah (Tanmiyat al- Wasathiyah) - Islam sebagai din al-hadharah (agama peradaban) memiliki pandangan dunia (wijhah) yang dibangun atas landasan teologis yang kokoh sekaligus relevan dengan situasi sezaman. Islam Berkemajuan memandang perlunya pembangunan peradaban dunia yang tidak hanya bertumpu pada kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pada nilai-nilai spiritual dan moral yang unggul. Pimpinan Muhammadiyah senantiasa berfikir pada ranah tengah bukan condong kekiri atau kekanan yang membuat kita terlalu konservatif dalam menjalankan sikap, kita ketahui Bersama bahwa keadaan duni penuh dengan gempuran ideologi ini ditambah ekspansi media sosial yang tidak bisa di filter ini membuat kita dan generasi kader kita mudah terpengaruh dalam konteks penyebaran ideologi,sehingga Pimpinan Muhammadiyah harus pasang badan dalam penguatan ranah tengah ini.
  5. Mewujudkan Rahmat bagi Seluruh Alam (Tahqiq al-Rahmah li al-‘Alamin) - Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Karena itu, setiap muslim berkewajiban untuk mewujudkan kerahmatan itu dalam kehidupan nyata. Di tengah-tengah maraknya pertentangan dan permusuhan di dunia ini, Islam harus dihadirkan sebagai pendorong bagi terciptanya perdamaian dan kerukunan, dan di tengah-tengah situasi ketidakadilan, maka ia harus ditampilkan sebagai agama yang mewujudkan keadilan dan menghilangkan kezaliman.

 

Ada banyak hal dan pekerjaan rumah menanti Muhammadiyah, setelah selesainya Muktamar banyak hal yang harus di perbaharui termasuk cara padang dan wawasan kita terhadap dunia. Muhammadiyah hari ini adalah Muhammadiyah yang fokus nya bukan hanya ke Indonesiaan tetapi kepada kemanusiaan universal sehingga memang menterjemahkan makna rahmat bagi seluruh alam semesta.

 

Dalam Perkhidmatan Islam Berkemajuan ada beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain : Perkhidmatan Keumatan, Perkhidmatan Kebangsaan, Perkhidmatan Kemanusiaan, Perkhidmatan Global, Perkhidmatan Masa Depan. Semua kemajuan ini harus diserap sedemikian rupa oleh para Pimpinan Muhammadiyah. Sehingga bukan hanya ingin maju dalam formatur saja tetapi memang memiliki kapasitas dan kompetensi dalam menjalan roda Organisasi yang berkembang pesat seperti sekarang.

 

Penulis sebagai kader muda yang sudah berkecimpung dalam rumah besar ini merasa, Muhammadiyah khususnya di Kalsel memiliki ratusan kader dan Pimpinan terbaik dan semuanya terbaik, sehingga Ketika dalam permusyawaratan bukan memilih siapa yang baik tetapi memilih yang terbaik dari yang paling terbaik. Beginilah dinamika Muhammadiyah yang beigtu cair, tetapi yang harus kita garis bawahi adalah bahwa Muhammadiyah hari ini berbeda dengan Muhammadiyah yang dulu sehingga perlu adanya kekuatan pemikiran yang lebih segar dan orientasi kepada masa depan, sehingga harapan-harapan yang di gantungkan pada kader bisa terwujud dalam konteks organisasi.


Tags: musywil , muhammadiyah , kalsel
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : opini

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website