PD Muhammadiyah Kabupaten Banjar - Persyarikatan Muhammadiyah

 PD Muhammadiyah Kabupaten Banjar
.: Home > Artikel

Homepage

Perlukah Darah Segar di Muhammadiyah Kalimantan Selatan

.: Home > Artikel > PDM
28 November 2022 10:09 WIB
Dibaca: 514
Penulis : Al bawi (Ketua MPI PD Muhammadiyah Banjar)

 

Perhelatan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta, memberikan kesan dan dampak besar bagi seluruh warga persyarikatan. Mulai dari lahirnya Risalah Islam Berkemajuan yang mempertegas Muhammadiyah meyakini bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kemajuan dalam semua aspek kehidupan, hingga kepada viral nya darah segar yang bersebaran di media social. Status quo dan darah segar nampaknya membawa perubahan yang bukan hanya soal pemikiran ke Islaman tetapi bagaimana organisasi islam menghadapi zaman, yang dimana zaman distrupsi seperti ini harus diperlukan pemikiran segar.

 

Dalam Risalah Islam Berkemajuan Gerakan tajdid menjadi salah satu karakteristik. Gerakan ini bertujuan untuk memperbaharui cara berpikir umat agar lepas dari kondisi kemiskinan ilmu, kemunduran budaya, dan kemerosotan akhlak. Kemudian Gerakan ilmu,Hal ini diwujudkan dalam bentuk pengembangan pusat-pusat keilmuan, riset dan inovasi, dan pertemuan ilmiah lalu gerakan amal, pentingnya pelembagaan amal saleh yang berorientasi pada pemecahan problem-problem kehidupan,seperti lembaga-lembaga kedermawanan, kesejahteraan, pemberdayaan, pendidikan, dan kesehatan. Perwujudan dari Islam Berkemajuan dengan tantangan zaman menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar dan seluruh aktivitas dunia yang serba cepat sehingga diperlukan juga shifting pemikiran dan shifting organisasi, sehingga kita mampu bersaing dan mampu bertahan di atas terpaan badai zaman ini.

 

Menuju Musywil Muhammadiyah Kalsel

 

Musyawrah Wilyah Muhammadiyah merupakan permusyawaratan tertinggi di tingkat wilayah dan juga  proses reorganisasi untuk membangun sinergitas gerakan. Setelah muktamar Muhammadiyah di gelar maka proses selanjutnya adalah proses musyawarah di tingkat wilayah/Provinsi.

 

Musywil PW Muhammadiyah Kalimantan Selatan yang dilaksakan pada 27-29 Januari 2023 di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Perhelatan besar yang sudah dinanti warga Muhammadiyah yang tertunda karena Covid-19 sehingga ini merupakan momentum yang ditunggu termasuk pergantian kepemimpinan di Muhammadiyah Kalimantan selatan. Kehadiran 13 Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan seluruh Ortom (Organisasi Otonom) di tingkat wilayah akan berhadir  serta seluruh AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) mulai dari sekolah, kampus, panti asuhan dan rumah sakit.

 

Darah segar dan Pemikiran Segar

 

Pimpinan WilayahMuhammadiyah Kalsel yang terdiri dari 13 orang. Adapun nama-nama terpilih untuk periode 2015-2020 adalah Prof DR H Achmad Khairudin,MAg, Muchdiansyah, SE, MM, Drs H Mahlan Darkasi, Lc, MFil, DR HM Fauzi, MSI, M Taufik Fahrudin, S.Pd, Prof.DR H Ridani Fizi, dr H Achyar Nawi Husin, SPKj, DR H Karyono Ibnu Ahmad, Prof DR H M Ma’ruf Abdullah, SH, MM, Drs H Arsuni Busyra, Dr H Zulkifli Musaba, Drs H Tajudin Noor, SH, MH, M Adriani Yulizar, MA.

 

Porsi dari Pimpinan ini ada beberapa kekosongan kedudukan seperti Alm Prof DR H M Ma’ruf Abdullah yang telah mendahului kita, seorang Guru Besar Fakultas Ekonomi Syariah UIN Antasari Banjarmasin. Serta beberapa nama yang perlu kiranya ada penyegaran.

 

Melihat komposisi PW Muhammadiyah 2015-2022 penulis merasa perlu ada penyegaran karena banyak hal yang perlu dikembangkan untuk menangkap tantangan zaman yang begitu cepat ini. Penulis merasa perlu adanya darah segar dan juga pemikiran segar di Musywil Muhammadiyah Kalsel kali ini. Muhammadiyah bukan organisasi yang menggantungkan diri pada satu tokoh. Mengutip perkataan Prof Abdul Mu’ti beberapa waktu jelang Muktamar, Muhammadiyah bertumpu pada sistem (tata organisasi dan kepemimpinan) bukan sinten (siapa sosok yang memimpin). Tekanannya pada kriteria komitmen dan pemahaman nilai Al Qur’an dan AS Sunnah, di samping segar juga harus memiliki idealisme dan integritas serta mampu menghadapi tantangan perubahan di tingkat lokal, nasional maupun global.

 

Bahkan Prof Dien Syamsudin mengatakan "Sebagai kekuatan masyarakat madani nyata di Indonesia dan elemen dari gerakan Islam global, Muhammadiyah perlu memberi respons yang tepat, cermat, dan strategis, baik untuk masalah di dalam maupun luar negeri atau dunia. Untuk itu, pusat Muhammadiyah meniscayakan kepemimpinan yang responsif, transformatif, dan independen,". Penegasan dari Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini tentang kewajiban responsifnya pimpinan Muhammadiyah sekarang dalam melihat realitas zaman ditengah gejolak ideologi lain yang terus berkembang, sehingga ranah Islam berkemajuan sejatinya harus tumbuh di seluruh struktur dan warga Muhammadiyah bukan status quo.

 

Prof.Din Syamsuddin menyampaikan kemunculan istilah “darah segar” sebenarnya sangat spontan. Istilah itu muncul karena Din berkaca pada kondisi dirinya sendiri yang semakin tidak bisa bergerak cepat, karena usia. Menurutnya banyak anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah, baik 13 atau tambahan, sudah beberapa kali menjabat jadi anggota PP, sehingga menjadikan organisasi tidak lincah. “Akibatnya, kader muda tidak bisa masuk PP”, ungkapnya.


Tags: darahsegar , musywil , muhammadiyah
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : opini

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website