Ketua Aisyiyah Kab.Banjar Menjadi Peserta Indonesia Civil Society Forum 2023
Dibaca: 222
Jakarta – Indonesia Civil Society Forum (ICSF) adalah acara regular untuk membahas dan mendukung masyarakat sipil di tingkat nasional, regional, dan lokal di Indonesia. ICSF mempertemukan aktivis masyarakat sipil dan perwakilan pemerintah, antara lain untuk membangun jaringan, pengembangan kapasitas, dan mengakui inovasi dan praktik-praktik baik.
ICSF mengumpulkan wawasan dan perspektif mengenai kondisi terkini dan isu-isu penting yang berkaitan dengan demokrasi daN masyarakat sipil, serta peran masyarakat sipil dalam memajukan Demokrasi yang inklusif. Sebagai salah satu pilar dari demokrasi yang aktif, masyarakat sipil memainkan peran kunci dalam menciptakan dan memperkuat demokrasi dan mendorong pembangunan yang damai.
Berlokasi di Jakarta pada tanggal 14 dan 15 Juni 2023, dengan tema Mempertahankan Masyarakat Sipil di Indonesia: Ruang Sipil, Kapasitas, dan Keberlanjutan. Sekitar 250 peserta dan narasumber dari berbagai daerah di Indonesia diharapkan dapat bergabung dalam acara ini dan berbagi pemikiran, perspektif, pengalaman, dan pembelajaran. Para peserta akan terlibat dalam diskusi tentang ruang sipil dan kapasitas serta keberlanjutan masyarakat sipil Indonesia di tingkat nasional dan daerah.
Dra.Hj.Nadiyah,MH Selaku Ketua Aisyiyah Kabupaten Banajr hadir pada kegiatan tersebut sebagai perwakilan Inklusi Aisyiyah Kabupaten Banjar.
Dalam peryataanya Dra.Hj.Nadiyah,MH menyambut baik kegiatan tersebut karena ini bisa menjadi Langkah strategis untuk berjejaring dan membangun komunikasi dengan CSO yang lain, sehingga banyak keuntungan Aisyiyah dapat. “Harapannya kita bisa berjejaring dan belajar dari praktik-praktik baik dari CSO yang hadir yang pada akhirnya kapasitas kita juga meningkat dan bisa kita praktikan di daerah untuk kemajuan”.
Selain itu hadir juga pada acara tersebut mantan Ketua Umum IPM Kabupaten Banjar yang saat ini menjadi salah satu Seknas JPPR Nasional yaitu Abid Mujadidd, ia menerangkan “kegiatan ini salah satu langkah strategis untuk membangun kemitraan serta kegiatan ini juga mendorong kekuatan karena selama sepuluh tahun terakhir, masyarakat sipil di Indonesia mengalami stagnasi dan berkembangnya bentuk-bentuk baru politik populis. Banyak OMS yang berjuang untuk menjawab tantangan zaman, seperti misinformasi, fragmentasi, dan polarisasi sosial”. (alb)
Tags:
Kategori:
Arsip Berita
